Baca Juga
Hampir dua tahun kita harus porak-poranda dihajar kondisi pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita bertahan hidup dengan apa saja yang ada. Banyak sektor yang merasakan akibat dari ganasnya pandemi ini. Sektor kesehatan, ekonomi, pariwisata, pun tidak terkecuali sektor pendidikan.
Sektor pendidikan intrakurikuler mengalami dampak luar biasa. Semua kegiatan pembelajaran konvensional terhenti. Pembelajaran beralih menggunakan gadget. Harus dilakukan dengan jarak jauh atau daring.
Begitu juga dengan kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan, yang mengandalan kegiatan lapangan dalam menyampaikan materi pembentukan karakter peserta didik. Andri Bob Sunardi (2013) dalam bukunya ”Boyman” menyatakan, gerakan pramuka berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga. Serta wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda dengan menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan serta berlandaskan sistem among.
Mario P. Manulu dan Boni Fasius Simamora (2014) dalam bukunya ”Mempersiapkan Generasi Muda” menyatakan, kegiatan-kegiatan pendidikan gerakan pramuka dilaksanakan di alam terbuka (outdoor activity) berupa permainan-permainan yang menarik, menantang, serta mengandung nilai-nilai pendidikan bagi segenap anggotanya.
Dengan adanya pandemi ini, otomatis semua kegiatan lapangan terhenti. Jadi, para pembina harus mencari alternatif kegiatan pengganti yang dapat dilaksanakan di rumah masing-masing peserta didik. Sehingga nilai-nilai pendidikan karakter peserta didik dapat terpenuhi. Karena pendidikan karakter inilah yang tidak dapat tergantikan dengan pembelajaran jarak jauh (online).
Karena pendidikan karakter ini membentuk life skill utamanya, serta melatih kemampuan soft skill dari para peserta didik.
Berbagai strategi kreatif menjadi pertimbangan utama dalam menyampaikan materi supaya pendidikan karakter tidak terhenti. Pembina harus dapat merancang kegiatan berbasis keluarga. Salah satu kegiatan yang dimaksud adalah memberikan tugas yang dikerjakan bersama-sama dengan anggota keluarga sebagai pendamping dan pembimbing. Utamanya keluarga terdekat, yaitu ibu, ayah, maupun kakak.
Kegiatan ini diharapkan memberikan dampak baik, yaitu pertama, menambah kedekatan dengan keluarga. Kedua, memanfaatkan momen di rumah saja. Sehingga sekalian mendukung program protokol kesehatan dari pemerintah. Ketiga, melatih kemampuan dan ketrampilan para peserta didik langsung.
Contoh kegiatan kepramukaan yang baru saja terlaksana di pangkalan SMAN 1 Gebog, Kudus, pada awal 2021, kami pembina memberikan tugas kepada adik-adik anggota pramuka kami. Berupa kegiatan ”menanak nasi bersama orang tua”. Dengan kegiatan ini diharapkan selain melatih kemampuan life skill para anggota pramuka bisa memasak nasi, juga menambah kedekatan dengan orang tua dalam memanfaatkan momen di rumah saja.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan orang tua mereka sebagai pendamping dan pembimbing langsung. Hal ini tentunya menjadi pertimbangan baik dari segi keamanan dalam berkegiatan. Karena melibatkan penggunaan kompor dan api.
Hasilnya sungguh luar biasa mendapat sambutan yang sangat baik dari para orang tua dan bapak ibu guru. Para orang tua sangat antusias berkegiatan dengan anak-anaknya. Juga membantu sedikit meringankan dampak psikologis dari pandemi ini.
Hal ini tentu membuat kami para pembina terpacu dan bersemangat untuk merancang kegiatan alternatif lain. Juga tetap dapat melaksanakan pendidikan karakter bagi peserta didik.
Semoga pandemi ini segera berakhir, sehingga kegiatan kepramukaan yang berorientasi mendidik karakter peserta didik dapat dilaksanakan langsung lagi. (*)